Langsung ke konten utama

Mengulang Ingatan: Part 6 Lahirnya Ponakan Pertama

Rabu (sepertiga malam), 10 januari 2018 kakak menelpon dan mohon doa, segera ku tengadahkan wajah menghadap-Nya sembari berdoa, semoga persalinan kakak Ipar dimudahkan. Ponakan lahir sehat dan ibu sehat tanpa kekurangan apapun.

Kamis (Pagi), 11 januari 2018 kakak menanyakan perihal golongan darah O+. Katanya, stok darah di RS Pangkep kosong. Kakak tiba-tiba sibuk, semua sosial media terhenti termasuk telepon genggamnya. Ini tak adil, bagaimana bisa kau buang kabar lalu  seenaknya pergi tanpa petunjuk. "Saya bisa apa?"

Selang beberapa waktu, telepon kakak sudah tersambung. Alhamdulillah, katanya sedang dalam perjalanan ke Makassar menuju Palang Merah Indonesia. Kakak butuh stok darah untuk operasi, dan segera. Pun segera ku ajukan diri pada kakak apa sebaiknya mendampingi ke PMI atau bagaimana, nampaknya ia lebih setuju jika kembali saja dan mendampngi istrinya tercinta. Baiklah.

Ku kemas saja pakaian dan barang-barang yang ku anggap perlu untuk ku bawa pulang ke Kampung kelahiran, Pangkajene dan Kepulauan. Diguyur hujan, bersama scoopy kesayangan, ini menyenangkan. Hujan deras seperti totok wajah menusuk-nusuk pipi kiri dan kanan.



Alhamdulillah, pun ponakan lahir dengan berat 3,5 Kg dan mengabaikan 2 kantong darah yang kakak perjuangkan. Cantik sekali, rambutnya panjang, putih bersih, alis tebal dan.. ah, mirip Ige katanya hihi. Mungkin berkat doa mamanya, semoga anak perempuannya lahir mirip tantenya, Ige. Sudah ku bilang, doa diperjelas! Tau-tau kalau gini, kan didoain biar peseknya ngga ikut miripan. Au' ah... moga bisa terselamatkan 😘 Welcome ponakan..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjadi Baik

  Memilih milih teman itu boleh. Yang ngga boleh itu, memilih milih berbuat baik ke orang. Kenapa? Karena karaktermu bergantung dengan siapa lingkunganmu. Kalau bergaul dengan orang yang ngga bener, ya kecipratan juga ngga benernya. Kecuali kalau kamu udah bisa mastiin orang disekitarmu adalah orang yang baik. Dan akan memberi pengaruh baik. Atau, kamu udah bener-bener baik untuk menjadi orang yang berpengaruh baik di lingkunganmu. But, who knows? Kita manusia biasa, banyak khilafnya. Jadi, perlu ada batasan. Jangan semua dijadiin temen. Maaf. Saya berani bilang gini karena pengalaman yang mengajarkan. Bahwa ngga semua orang adalah baik dan memberi pengaruh baik untuk kita.  Jadi fokus saja berbuat baik semampunya, dan menjadi lebih baiklah dari hari hari sebelumnya.

Menikah Itu tentang Sebuah Keyakinan!

Bismillahirrohmanirrohim. Assalamualaykum warohmatullahi wabarokatuh. Pembaca. Semoga tulisan ini mendapati kita dalam keadaan baik, niat yang baik dan harapan-harapan hidup yang baik. Kodratnya, kita adalah pendosa dan tak ada satupun yang benar-benar baik diantara kita. Kalaupun ada diantara kita yang terlihat baik, maka yang terlihat hanyalah sebatas usaha kita menjadi lebih baik, bertaubat pada-Nya. Jadi, mari menjadi baik tanpa menganggap diri jauh lebih baik. Yang salah adalah jika kita tak pernah berusaha untuk menjadi lebih baik dari hari ini, terus berkutat pada anggapan yang sama 'langkahku adalah jauh lebih baik' sebab anggapan inilah yang pada akhirnya menyeret kita yang telah baik malah kembali pada cerminan tak baik. Jika kita pernah dibuat terluka oleh satu sayatan, maka biarkan sayatan demi sayatan berikutnya menutupi rasa sakit yang kita tanggung sendiri, seperti itulah pengaruh pikiran membawa kita pada alam di bawah sadar. Belajar untuk memaafkan dan terus m...

Tak Perlu Ada Iri Diantara Kita

  Hal yang paling melekat dalam diri manusia dan tak bisa lepas adalah rasa ingin lebih atau rasa tak puas diri. Sebenarnya hal ini bisa saja positif, namun tak banyak yang sanggup mengontrol ini dengan baik. Karena sejatinya, merasa puas itu tak baik jika porsinya terlalu. Mengapa? karena terlalu cepat puas menghadirkan energi negatif bagi diri sendiri; (1) merasa terlena dan tak ingin lagi melakukan hal lain, jatohnya malas, (2) menjadi bangga diri, memuji diri, besar kepala dan sedikit saja akan menampakkan kesombongan (3) tertinggal langkah yang lain, hingga usaha kita banyak terlampaui oranglain yang pada akhirnya melahirkan rasa iri di dalam hati (4) Menutup kesempatan untuk lebih mengembangkan potensi diri, sebab merasa cukup bisa saja membuat kita tidak bisa merambah ke bidang yang lain. N audzubillah mindzalik. Meski kita pun sama-sama paham bahwa rasa puas pun dibutuhkan untuk mengucap syukur atas apa yang Allah beri, pun bagian dari usaha berterima kasih p...