Langsung ke konten utama

Menjadi Baik

 


Memilih milih teman itu boleh. Yang ngga boleh itu, memilih milih berbuat baik ke orang.


Kenapa? Karena karaktermu bergantung dengan siapa lingkunganmu. Kalau bergaul dengan orang yang ngga bener, ya kecipratan juga ngga benernya.


Kecuali kalau kamu udah bisa mastiin orang disekitarmu adalah orang yang baik. Dan akan memberi pengaruh baik.


Atau, kamu udah bener-bener baik untuk menjadi orang yang berpengaruh baik di lingkunganmu.


But, who knows? Kita manusia biasa, banyak khilafnya. Jadi, perlu ada batasan. Jangan semua dijadiin temen.


Maaf. Saya berani bilang gini karena pengalaman yang mengajarkan. Bahwa ngga semua orang adalah baik dan memberi pengaruh baik untuk kita. 

Jadi fokus saja berbuat baik semampunya, dan menjadi lebih baiklah dari hari hari sebelumnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menikah, Merantau dan Makna Perempuan

Menjadi perempuan yang ditakdirkan hidup sebagai pendamping laki-laki yang mengharuskan dirinya merantau untuk menafkahi tentu tantangan tersendiri. Saya masih ingat betul bagaimana menjalani keseharian sebagai pelajar sekaligus pengajar di sebuah Institusi Pendidikan Tinggi, banyak mewakafkan waktu untuk belajar dan mengajar sebelum akhirnya melepas status single jadi married. Di titik ini, kondisi krisis menyapa dan saya harus menentukan pilihan hidup yang tentu saja saya telah dibuat paham resiko kedepannya. Menikah dan merantau adalah dua hal yang amat erat dan tidak bisa dihindari. Menikah dengan pasangan saya hari ini artinya saya telah siap menjalani kehidupan dengan dimensi baru yang Tuhan hadapkan untuk kami. Menjalani kehidupan dengan sabar dan penuh rasa syukur adalah kunci dari kian kejadian-kejadian yang bergantian. Sungguh. Saya adalah satu diantara perempuan-perempuan yang menaruh banyak harapan di dada tentang hal-hal yang baik di masa depan. Namun, pada kenyataan seben

Kehidupan Mengajarkan untuk Terus Memaafkan

Bercerita tentang memaafkan, satu langkah ini begitu sulit bagi sebagian orang, namun lebih menyulitkan lagi jika kita masih saja membiarkan masalah bersemayam di dalam diri kita , bukan? Tentu tak hanya saya, pun masing-masing kita pernah menanggung kesedihan demi kesedihan dalam hidup yang fana. Tentu saja saya tak berani mengatakan ini jika saya sendiri tak pernah melaluinya. Jelas telah banyak kejadian-kejadian yang Allah hadapkan hingga hari ini, hingga seperempat abad lebih umur rata-rata manusia yang dihadiahkan sang pencipta alam dan seisinya. Bukan kali pertama, ini adalah kian kali. Betapa hidup dipenuhi persoalan-persoalan, dikecewakan, dipatahkan hatinya, dibohongi, ditolak, dicemooh, digunjang-ganjingkan, diperlakukan tidak adil yang tentu saja tak ada habisnya untuk diceritakan. Jika ingin bijak melihatnya, tentu kita paham bahwa hidup tanpa persoalan lah yang perlu dipertanyakan. Apakah kita masih hidup atau kita sedang mati suri? Seperti itulah onak duri kehidupan, te