24 Januari 2017, kurang empat hari dari tanggal ulang tahunku, tapi rasanya seperti dapat surprise duluan. Dua hari yang lalu, aku duduk dengan posisi kaki bersentuhan dengan tulang ekor dan menengadahkan wajah ke langit senja tepat di beranda rumah. Saat itu aku tak sendiri, ada ayah dan ibu yang begitu siap mendengarkan keluhanku. Mungkin air muka ku menyimpan kesedihan yang begitu mudah ditangkap mata. Hanya selang empat hari, setelah pamit ke kota Makassar untuk menghabiskan waktu berburu tanda tangan; rekomendasi dan surat keterangan berkelakuan baik di Fakultas tempatku menyelesaikan studi strata satu. Namun, aku memilih kembali ke kampung sesegera mungkin, sebab keraguan menggeluguti isi kepalaku. Mungkin satu alasan pastinya karena Krisis keuangan . Disatu sisi, aku begitu menggebu-gebu melanjutkan studi strata dua di kota sendiri, tapi di sisi lain aku sendiri tidak punya dana pribadi untuk melanjutkan studi dengan pembiayaan mandiri. Mengingat aku yang lahir dari ke