Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Asal Kau Tak Kehilangan Harapan

24 Januari 2017, kurang empat hari dari tanggal ulang tahunku, tapi rasanya seperti dapat surprise duluan. Dua hari yang lalu, aku duduk dengan posisi kaki bersentuhan dengan tulang ekor dan menengadahkan wajah ke langit senja tepat di beranda rumah. Saat itu aku tak sendiri, ada ayah dan ibu yang begitu siap mendengarkan keluhanku. Mungkin air muka ku menyimpan kesedihan yang begitu mudah ditangkap mata. Hanya selang empat hari, setelah pamit ke kota Makassar untuk menghabiskan waktu berburu tanda tangan; rekomendasi dan surat keterangan berkelakuan baik di Fakultas tempatku menyelesaikan studi strata satu. Namun, aku memilih kembali ke kampung sesegera mungkin, sebab keraguan menggeluguti isi kepalaku. Mungkin satu alasan pastinya karena Krisis keuangan . Disatu sisi, aku begitu menggebu-gebu melanjutkan studi strata dua di kota sendiri, tapi di sisi lain aku sendiri tidak punya dana pribadi untuk melanjutkan studi dengan pembiayaan mandiri. Mengingat aku yang lahir dari ke

Ige Naya: Cinta Tak Sesederhana, hangatkan Cappucino

Jam terus berlarian di tangan. Sekarang sudah pukul 17.30. Sebentar lagi matahari akan bersembunyi dan burung perkicau akan kembali ke peraduannya. Sementara aku masih saja menikmati tiap tegukan es kelapa muda buatan Daeng Sanrang. Penjual es kelapa muda di pinggir jalan Hertasning menuju kampus dua, Samata. Aku menganggap ini es kelapa muda terbaik. Mungkin saja seleraku yang terlalu rendah atau mungkin karena aku memang belum pernah mencoba mangkir di tempat lain. Sudahlah, tak ada waktu untuk sekedar membahas itu. Sekarang sudah pukul 17.45 sebentar lagi senja akan menutup tirainya. Mungkin lebih baik jika ku hentikan saja tegukanku. Tapi bagaimana dengan es kelapa muda yang baru saja ku pesan. “Pesanan tadi dibungkus saja, Dek?” Aku masih kebingungan mencari jawaban tepat untuk pertanyaan sesederhana itu. “Mau dibungkus atau dimakan disini?” Lagi-lagi dengan pertanyaan yang sama. Ia menatap dengan garis lurus, tepat mengenai retina mataku. Aku malah tidak nyaman. Sebentar