Langsung ke konten utama

Family is a Home


Grandsa. Mungkin hanya segelintir orang yang tahu, atau bahkan tak ada satupun yang tahu di luar sana. Tapi saya paham betul, satu kata penuh makna ini.

Grandsa adalah singkatan dari grandfather Sabolla, nama kakek dari ayah yang telah mendahului kami. Sosoknya penuh panutan, mendengar kisah dari ayah saja saya seperti kembali ke beberapa tahun silam. Sampai saat ini ayah masih saja menyebut namanya, terus mengiyangkan di antena telinga saya "Jangan ini... jangan itu... kalau Ndae' Sabolla dulu begni, bukan begitu.. kalau Ndae Sabolla masih ada... pasti sudah ditegur." Semua atas dasar kebenaran dan kebaikan.



Tentu sebuah kesyukuran  jika melihat anak, ponakan, cucu dan cicit-cicitnya akur meski tak lagi dalam pantauannya. Duduk bersama, berdzikir dan mendoakan sesama, keluarga yang telah tiada, dan intropeksi diri atas apa yang telah terlewatkan di tahun yang berlalu (tentu  saja ini  moment terfavorit saya). Juga, menikmati kebersamaan dalam kesederhanaan yang dibalut rasa syukur kepada-Nya. . .





Sederhana saja, detik-detik pertukaran tahun diisi dengan suguhan seadanya, pun luar biasa untuk ukuran kami, bakar-bakar ikan dan masakan ala-ala keluarga grandsa. Malam diiringi dengan lantunan musik karoke, pemberian doorprize, dzikir dan doa bersama, pelepasan kembang api, games dan diakhiri tukar kado.


Tak terasa, ini kali ke-5 perayaan dengan sentuhan berbeda. Harapan pun semakin sempurna, semoga keluarga tetap solid di sela ujian kebersamaan menerpa tanpa terduga-duga.  Aaamiin aamiin YRA

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjadi Baik

  Memilih milih teman itu boleh. Yang ngga boleh itu, memilih milih berbuat baik ke orang. Kenapa? Karena karaktermu bergantung dengan siapa lingkunganmu. Kalau bergaul dengan orang yang ngga bener, ya kecipratan juga ngga benernya. Kecuali kalau kamu udah bisa mastiin orang disekitarmu adalah orang yang baik. Dan akan memberi pengaruh baik. Atau, kamu udah bener-bener baik untuk menjadi orang yang berpengaruh baik di lingkunganmu. But, who knows? Kita manusia biasa, banyak khilafnya. Jadi, perlu ada batasan. Jangan semua dijadiin temen. Maaf. Saya berani bilang gini karena pengalaman yang mengajarkan. Bahwa ngga semua orang adalah baik dan memberi pengaruh baik untuk kita.  Jadi fokus saja berbuat baik semampunya, dan menjadi lebih baiklah dari hari hari sebelumnya.

Menikah Itu tentang Sebuah Keyakinan!

Bismillahirrohmanirrohim. Assalamualaykum warohmatullahi wabarokatuh. Pembaca. Semoga tulisan ini mendapati kita dalam keadaan baik, niat yang baik dan harapan-harapan hidup yang baik. Kodratnya, kita adalah pendosa dan tak ada satupun yang benar-benar baik diantara kita. Kalaupun ada diantara kita yang terlihat baik, maka yang terlihat hanyalah sebatas usaha kita menjadi lebih baik, bertaubat pada-Nya. Jadi, mari menjadi baik tanpa menganggap diri jauh lebih baik. Yang salah adalah jika kita tak pernah berusaha untuk menjadi lebih baik dari hari ini, terus berkutat pada anggapan yang sama 'langkahku adalah jauh lebih baik' sebab anggapan inilah yang pada akhirnya menyeret kita yang telah baik malah kembali pada cerminan tak baik. Jika kita pernah dibuat terluka oleh satu sayatan, maka biarkan sayatan demi sayatan berikutnya menutupi rasa sakit yang kita tanggung sendiri, seperti itulah pengaruh pikiran membawa kita pada alam di bawah sadar. Belajar untuk memaafkan dan terus m...

Tak Perlu Ada Iri Diantara Kita

  Hal yang paling melekat dalam diri manusia dan tak bisa lepas adalah rasa ingin lebih atau rasa tak puas diri. Sebenarnya hal ini bisa saja positif, namun tak banyak yang sanggup mengontrol ini dengan baik. Karena sejatinya, merasa puas itu tak baik jika porsinya terlalu. Mengapa? karena terlalu cepat puas menghadirkan energi negatif bagi diri sendiri; (1) merasa terlena dan tak ingin lagi melakukan hal lain, jatohnya malas, (2) menjadi bangga diri, memuji diri, besar kepala dan sedikit saja akan menampakkan kesombongan (3) tertinggal langkah yang lain, hingga usaha kita banyak terlampaui oranglain yang pada akhirnya melahirkan rasa iri di dalam hati (4) Menutup kesempatan untuk lebih mengembangkan potensi diri, sebab merasa cukup bisa saja membuat kita tidak bisa merambah ke bidang yang lain. N audzubillah mindzalik. Meski kita pun sama-sama paham bahwa rasa puas pun dibutuhkan untuk mengucap syukur atas apa yang Allah beri, pun bagian dari usaha berterima kasih p...