Gadis ini telah lama menyimpan kenangan sendiri di Kepalaku, tapi baru kemarin saya benar-benar mengenalnya.
Lewat skenario kesekian Tuhan. Dulunya, kami berkenalan dalam satu program Baca Tulis Qur'an di Kampus Hijau, Indonesia Timur. Sebelumnya, kami bahkan tidak tahu bahwa kami seangkatan dalam program studi yang sama, Pendidikan Bahasa Inggris. .
Kelucuan yang tercipta pun tak putus sampai disitu, bergurau tentang banyak hal termasuk nilai baca tulis Qur'an kami yg tak kunjung naik-naik, hingga akhir lulus dengan predikat memuaskan.
Saya sendiri bahkan lupa, kapan kami mengakhiri perbincangan mengasyikkan dan pada akhirnya dipertemukan lagi dengan moment yg berbeda.
Saya mengaguminya. Ia gadis manis, ia pandai tapi masih saja pura-pura tidak menyadarinya. Ia begitu hebat mengarungi hidup tanpa ayah di sisinya. Seringkali, kadang aku luput dalam memanjatkan syukur, sebab masih lengkap panutan terbesar dalam hidupku, masih ada ayah juga ibu.
Kami dipertemukan dalam satu rantai kerja. Di saat saya pangling memilih kerjaan yg sesuai passion, ia datang dan menawarkan salahsatu pekerjaan yg saya anggap lumayan menarik perhatian. Kemarin kami menghabiskan waktu bersama, kocak juga rasanya, tapi seperti inilah pekerjaan yg ku anggap hobby. Bekerja sambil mengeksplore pengalaman baru. Alhamdulillah.
Lewat skenario kesekian Tuhan. Dulunya, kami berkenalan dalam satu program Baca Tulis Qur'an di Kampus Hijau, Indonesia Timur. Sebelumnya, kami bahkan tidak tahu bahwa kami seangkatan dalam program studi yang sama, Pendidikan Bahasa Inggris. .
Kelucuan yang tercipta pun tak putus sampai disitu, bergurau tentang banyak hal termasuk nilai baca tulis Qur'an kami yg tak kunjung naik-naik, hingga akhir lulus dengan predikat memuaskan.
Saya sendiri bahkan lupa, kapan kami mengakhiri perbincangan mengasyikkan dan pada akhirnya dipertemukan lagi dengan moment yg berbeda.
Saya mengaguminya. Ia gadis manis, ia pandai tapi masih saja pura-pura tidak menyadarinya. Ia begitu hebat mengarungi hidup tanpa ayah di sisinya. Seringkali, kadang aku luput dalam memanjatkan syukur, sebab masih lengkap panutan terbesar dalam hidupku, masih ada ayah juga ibu.
Kami dipertemukan dalam satu rantai kerja. Di saat saya pangling memilih kerjaan yg sesuai passion, ia datang dan menawarkan salahsatu pekerjaan yg saya anggap lumayan menarik perhatian. Kemarin kami menghabiskan waktu bersama, kocak juga rasanya, tapi seperti inilah pekerjaan yg ku anggap hobby. Bekerja sambil mengeksplore pengalaman baru. Alhamdulillah.
Komentar