Langsung ke konten utama

Mengulang Ingatan: Lanjutan Part 5


Dear lelaki yang terus ku sebut namanya dalam digit doaku. Terimakasih telah memilih wanita biasa ini menjadi pemeran utama di chapter-chapter panjang usiamu. Selamat mengulang hari, tanggal di tahun berbeda. Segala harapan terbaik ku aminkan, menginjak usiamu yang juga tak lagi muda. Bismillah, berkah tiap inci langkah dan aktivitas kita ya, sweety. Panjang umur kita, biar bahagia kita juga panjang umurnya.

Hari ini, kita kudu banyak-banyak syukur. Pemberangkatanku ke Makassar yang awalnya di set awal februari, at least diundur Allah biar hari ini bisa membersamai di hari spesialmu. Meski malam ini harus bergegas ke Makassar, tentu saja tetap kesyukuran luar biasa. Setidaknya, tahun pertama sebagai pasutri kita bisa menikmati sarapan dan lunch yang sama. Alhamdulillah... mohon doanya, moga tujuan pemberangkatan kali ini beri banyak kabar bahagia.  InsyaAllah.. see you soon @qaqadrii I love you from more than 3000 miles.



01 03 2020 Air mataku merembes membasahi bibir hijab di pipi. Di tanggal spesial @qaqadrii Ku keburu bertolak ke kota daeng demi tes abdi negara. Tes ribuan kepala yang tengah memperjuangkan hidup mapan dan kemandiriannya secara finansial. 
Detik-detik memasuki ruang check-in bandara soe, ku pandang sorotan mata sendu seakan mengirim signal kurang tepat, seketika antusias yang ku pupuk tiap harinya beberapa waktu belakangan menjadi runduk dan melayu. Seperti gadis mungil yang tersipu malu. Semangat juang membara semangat namun banyak tanya yang harus terjawab di atas kepala.

Ku tinggalkan lelakiku di tanah perantauan dan ku lewatkan tes dengan keyakinan pada Allah sepenuh hati, namun masih saja ada makna kata hati yang ku cari-cari seperti teka-teki. Sulit menguatkan diri sendiri, seperti mengakhiri perjuangan sedang saya sendiri belum memulai.

Di tanggal dan hari yang sama, tes dan pengumuman hasil tak begitu mengagetkan, tak juga menyisakan kekecewaan mendalam padahal telah banyak harapan tertumpuk. Ini tak biasa, mungkin karena sejak awal sudah kuluruskan niat terbaik, jika hasilnya memudahkan jalan ke-Ridha-an maka beri kemudahan jangan dipersulit, kataku terus bergumam. Jika dimudahkan jalanku, maka mudahkan pula jalan suamiku untuk dekat dengan kami (keluarganya). Tentu sulit, jika terus menerus berjarak. Terlebih, diumur pernikahan kami yang masih terbilang muda. Membentang jarak (lagi) bukan pilihan tepat. Tapi setidaknya telah Tuhan beri  jalan terbaik bagi kami. Sama seperti kata ayah, selalu ada Hikmah-Nya dan sebab itu kau dilahirkan.

07 03 2020 izin vakum dan untuk digantikan di semester ini demi berkunjung kembali ke kota tempat suami bekerja. Tekad benar-benar bulat untuk menghabiskan Ramadhan kali pertama mendampingi suami. Tanpa aba-aba dan pertimbangan banyak, tiket pemberangkatan tengah di tangan.

Sela menunggu hari pemberangkatan, suami tiba-tiba tugas kantor ke Makassar, tepat jadwal pemberakatanku ke Jakarta. Lucu-lucu dan sedikit menyebalkan, namun tak banyak yang bisa ku perbuat selain menunda pemberangkatan dan menyesuaikan flight kembalinya ke Jakarta. (Next post...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menjadi Baik

  Memilih milih teman itu boleh. Yang ngga boleh itu, memilih milih berbuat baik ke orang. Kenapa? Karena karaktermu bergantung dengan siapa lingkunganmu. Kalau bergaul dengan orang yang ngga bener, ya kecipratan juga ngga benernya. Kecuali kalau kamu udah bisa mastiin orang disekitarmu adalah orang yang baik. Dan akan memberi pengaruh baik. Atau, kamu udah bener-bener baik untuk menjadi orang yang berpengaruh baik di lingkunganmu. But, who knows? Kita manusia biasa, banyak khilafnya. Jadi, perlu ada batasan. Jangan semua dijadiin temen. Maaf. Saya berani bilang gini karena pengalaman yang mengajarkan. Bahwa ngga semua orang adalah baik dan memberi pengaruh baik untuk kita.  Jadi fokus saja berbuat baik semampunya, dan menjadi lebih baiklah dari hari hari sebelumnya.

Menikah Itu tentang Sebuah Keyakinan!

Bismillahirrohmanirrohim. Assalamualaykum warohmatullahi wabarokatuh. Pembaca. Semoga tulisan ini mendapati kita dalam keadaan baik, niat yang baik dan harapan-harapan hidup yang baik. Kodratnya, kita adalah pendosa dan tak ada satupun yang benar-benar baik diantara kita. Kalaupun ada diantara kita yang terlihat baik, maka yang terlihat hanyalah sebatas usaha kita menjadi lebih baik, bertaubat pada-Nya. Jadi, mari menjadi baik tanpa menganggap diri jauh lebih baik. Yang salah adalah jika kita tak pernah berusaha untuk menjadi lebih baik dari hari ini, terus berkutat pada anggapan yang sama 'langkahku adalah jauh lebih baik' sebab anggapan inilah yang pada akhirnya menyeret kita yang telah baik malah kembali pada cerminan tak baik. Jika kita pernah dibuat terluka oleh satu sayatan, maka biarkan sayatan demi sayatan berikutnya menutupi rasa sakit yang kita tanggung sendiri, seperti itulah pengaruh pikiran membawa kita pada alam di bawah sadar. Belajar untuk memaafkan dan terus m...

Tak Perlu Ada Iri Diantara Kita

  Hal yang paling melekat dalam diri manusia dan tak bisa lepas adalah rasa ingin lebih atau rasa tak puas diri. Sebenarnya hal ini bisa saja positif, namun tak banyak yang sanggup mengontrol ini dengan baik. Karena sejatinya, merasa puas itu tak baik jika porsinya terlalu. Mengapa? karena terlalu cepat puas menghadirkan energi negatif bagi diri sendiri; (1) merasa terlena dan tak ingin lagi melakukan hal lain, jatohnya malas, (2) menjadi bangga diri, memuji diri, besar kepala dan sedikit saja akan menampakkan kesombongan (3) tertinggal langkah yang lain, hingga usaha kita banyak terlampaui oranglain yang pada akhirnya melahirkan rasa iri di dalam hati (4) Menutup kesempatan untuk lebih mengembangkan potensi diri, sebab merasa cukup bisa saja membuat kita tidak bisa merambah ke bidang yang lain. N audzubillah mindzalik. Meski kita pun sama-sama paham bahwa rasa puas pun dibutuhkan untuk mengucap syukur atas apa yang Allah beri, pun bagian dari usaha berterima kasih p...