Karomana-Topoyo, Mamuju Tengah. Kota yg begitu tenang, namun bising di dalam pikiran. Masih terngiang raut wajah kakak yang diselingi kesedihan dan bahagia. Jauh-jauh hari seperti kebiasaan lama ayah mengajak anaknya duduk bersila, bercerita tentang pilihan hidup anak-anaknya. Di momen itu pula kakak bercerita tentang keinginannya, kami dibuat paham bahwa suatu hari akan berurusan dengan keramahan kota ini, tentu saja setelah dibuat haru karena telah menyelesaikan pengabdiannya di Papua kurung satu tahun.
Katanya, Mamuju akan jadi pertimbangan paling mujarab ketimbang harus penempatan di Papua lagi atau setidaknya di pulau kalimantan. Mendengar itu, ayah lebih setuju sebab ia paham bahwa Mamuju adalah kota yang ramah untuknya, tentu saja karena banyak keluarga disana. Keluarga ibu juga keluarga bapak tentu saja. Guru Garis Depan, telah lama dinanti dan telah menjadi pilihan hidupnya sendiri. Lantas, siapa yg paling paham bahwa skenario Tuhan begitu hebat hingga hari ini kami menginjakkan kaki disini? Tentu kakak sendiri yg paling paham atas dirinya sendiri. Pun yg bertanggungjawab atas pilihannya adalah dirinya sendiri. Sejauh mata memandang sejauh itu pula pikiran dan hati kita digerakkan-Nya, jadi tenang saja! Semua karena kehendak-Nya. Air mata kakak menetes, sepuluh tahun bukan waktu singkat untuk ukuran seorang gadis.
Ia harus melintasi arus, jalan-jalan rusak, gelapnya malam tanpa listrik, nyanyian nyamuk seukuran lalat dan ah! sulit untuk ku gambarkan lewat tulisan. Aku tak bisa banyak berbuat, hanya rayuan mujarab saja yg bisa ku perintil di bibir, ku panjatkan kepada Tuhanku yg begitu ramah. Tuhan yg menggariskan setiap rezeki hamba-Nya, Tuhan yg mengatur jalan hidup hamba-Nya, meski kita pun paham ini tak lepas dari perencanaan hamba-Nya, tetap saja semua atas izin-Nya. Tuhan percaya kau gadis hebat! Aku tak pernah lupa bagaimana caramu menepuk bahuku jika keputus-asaan merangkul lebih dulu. Sejak kecil, didikan ayah menanam sawah pun kau yg paling tangguh.
Meski sesekali, aku yg kena puji. Tapi kami tetap saja kalah hebat darimu! Panas terik, lumpur dalam-gelap-pekat pun kita lalui. Lebih kuat dari kaki kerbau yg membajak sawah dan itu bukan sesekali. Percaya saja bahwa Tuhan tak pernah tidur dalam penjagaan-Nya. Ingat kak, Allah is always beside of you! Siapa lagi yg lebih hebat dari-Nya? Bismillahirrohmanirrohim sukseslah dengan jalan yg kau pilih. Jalani dengan baik tugasmu dalam mengabdi. We love you 💕
Komentar