Sebagian dari kita yang telah ditakdirkan menjadi sepasang suami istri tentu saja mendambakan kehadiran buah hati sebagai pelengkap cinta kita di dunia. Yang selanjutnya, dalam namanya kita sematkan doa-doa baik berharap diijabah Allah agar berselimut keberkahan. Termasuk kami pasangan suami istri yang pernikahannya telah terhitung 2 tahun tepat hari ini. MasyaAllah alhamdulillah.
Kami tentu masih ingat betul bagaimana doa kami langitkan terus menerus. Dengan harapan, ia hadir setidaknya menjadi kado ulang tahun pernikahan kami. Sebab kami sadar penuh akan kondisi yang dihadapkan seperti apa kala itu. Ruwetnya, kami harus berjarak disaat pasangan lain memilih berbulan madu setelah menikah dan bersatu. Namun, takdir yang dijatuhkan seperti menyodorkan pilihan yang begitu sulit untuk dilewatkan.
Nampak seperti kulit ayam, keluar dari lubang kewanitaan di bulan pertama resmi menjadi istri. Pikiran tentu saja kemana-mana, terlebih ini kali pertama mengalami. Kata kawan dokter, itu jenis sel telur yang gagal dibuahi. Beberapa penyebabnya dari situasi ini adalah kelelahan dan stres. Pun disarankan untuk tidak beraktivitas penuh dan memorsir pikiran-pikiran yang tak perlu.
Wajar saja, saat itu masih disibukkan dengan jam ngajar disela jarak kami harus dibentangkan. Kewajiban di Universitas harus dituntaskan lebih dulu. Sebelum sepakat untuk mendampingi suami ke perantauan. MasyaAllah... momentum ini tentu saja menjadi alarm tersendiri dalam perjalanan tahun pertama pernikahan kami. Banyak-banyak bersyukur dan mengucap istigfar kian kali.
Jika menilik kembali hari dimana kami begitu menginginkan kehadiran buah hati, maka air mata syukur pun tak segan jatuh membasahi pipi kian kali. Alhamdulillah, saat memasuki bulan keenam pernikahan, akhirnya nikmat kebersamaan tengah dihadapkan kembali. Semua kewajiban mengajar telah tuntas dan sudah seharusnya kembali menunaikan kewajiban utama mendampingi suami.
Enam bulan kedua setelah pernikahan, kami isi dengan banyak ikhtiar. Mulai dari mengubah pola makan hingga mengubah pola pikir. Mewajarkan kondisi yang ada bahwa memang benar sebelumnya kami tak begitu peduli dengan jenis makanan apa yang kami konsumsi, lupa bahwa tubuh kita tak hanya butuh kalori namun juga butuh nutrisi. Pun Allah tentu punya alasan yang baik ditiap kejadian yang ia timpakan. Bayangkan saja, jika Allah amanahi di bulan pertama pernikahan kami sang buah hati sedang saya masih sibuk menunggangi sepeda motor kesana kemari sendiri. Membayangkan lelah dan perjuangan menjaga dan merawatnya sendiri, sedang suami juga berjuang di tanah rantau. Tentu, pengalaman menjadi ibu baru akan sedikit rumit. Maka, berbaik sangka saja!
Seperti harapan kami saat itu, setidaknya kehadirannya di dalam dinding rahim menjadi kado ulang tahun pertama pernikahan kami dan masyaAllah betapa kekuatan pikiran dan keyakinan benar-benar bekerja, Allah titipkan janin tanpa kami sadari. Umurnya tengah memasuki 5 minggu, artinya ia hadir bertepatan dengan tanggal pernikahan kami. Allahu akbar. Memang tak begitu cepat, namun momentumnya sangat tepat.
Hari ini tepat tanggal 20 september, buah hati yang kami nanti dan namai "Andi Aghnia Bahira" telah lahir ke dunia. Usianya sudah memasuki 3 bulan. Semoga kehadirannya di dunia, memberi banyak manfaat bagi oranglain terkhusus menjadi syafaat bagi orangtuanya di akhirat nanti. Allahumma aamiin.
Sehat-sehat ya nak! terima kasih telah hadir melengkapi cinta ayah dan mamak. We really love you!"
Komentar